Selamat Datang di Gua Maria Sendangrejo Blitar

Berawal dari kunjungan Romo J. Bartels CM dan beberapa orang mudika Stasi Ngadirejo ke Puh Sarang Kediri pada sekitar tahun 1976. Karjito, salah seorang dari mudika, mengutarakan idenya kepada Romo Bartels tentang kemungkinan dibangunnya tempat ziarah di Blitar.

Beberapa hari kemudian, Romo Bartels dan beberapa orang mencari lokasi di sekitar Desa Ngadirejo, hingga tiba di tempat teduh dekat sungai dan pohon Bendo besar. Saat berdoa, Romo bertanya tentang mata air, dan Mangun Sampe menemukan aliran air jernih di dekat pohon tersebut. Namun, Romo masih menanti tanda dari Tuhan. Tiba-tiba, ia melihat seorang anak kecil sedang menunggu adiknya di seberang sungai, mengingatkannya pada kisah Santa Bernadette. Romo pun yakin, “Inilah tempatnya! Di sini akan dibangun Gua Maria seperti di Puh Sarang.

Setelah peneguhan dari Romo Bartels, Paroki Santa Maria Blitar mulai memfokuskan perhatian pada pembangunan Gua Maria. Ketua Stasi Ngadirejo, Bapak JH. Karsum, dan Kepala Desa Bapak Yohanes Darmoredjo, melakukan pendekatan kepada masyarakat serta mengurus perizinan lahan.
Pada tahun 1978, dimulai pembangunan Gua Maria yang dikoordinasi oleh Bapak FX. Sumadi. Gua ini dibentuk menyerupai Gua Maria Lourdes dan diletakkan patung Bunda Maria di atasnya.

Seiring meningkatnya kunjungan, banyak orang bersaksi bahwa sumber air di Gua Maria membawa kesembuhan dan doa-doa mereka dikabulkan melalui perantaraan Bunda Maria. Gua ini pun dikenal luas sebagai Gua Maria Sendangrejo. Untuk menampung peziarah, area Gua diperluas dengan pembelian lahan di sekitarnya, dan pada tahun 2004 dibangun Domus Mariae di sisi selatan, menambah kenyamanan dan keindahan tempat ziarah ini.

Gua Maria direnovasi dari bentuk kecil menjadi lebih besar dan megah antara tahun 2010–2012. Diresmikan dan diberkati oleh Mgr. Vicensius Sutikno Wisaksono pada 1 Januari 2012. Jalan Salib kemudian dibangun dua tahun setelahnya.